TOKOH
PENDIDIKAN ISLAM
Al-Ghazali
Nama lengkapnya, Abu Hamid Muhammad bin
Muhammad al-Tusi al-Ghazali, seorang pemikir Islam sepanjang sejarah Islam,
teolog, filusuf, dan sufi termasyhur. Ia lahir di kota Gazalah, sebuah kota
kecil dekat Tus di Khurasan, yang ketika itu merupakan salah satu pusat ilmu
pengetahuan di dunia Islam. Ia meninggal di kota Tus setelah mengadakan
perjalanan untuk mencari ilmu dan ketenangan batin. Nama al-Ghazali dan al-Tusi
dinisbahkan kepada tempat kelahirannya.
Konsep Pendidikan Menurut Imam Al-Ghazali
dalam memahami suatu sistem pendidikan, tentu tidak terlepas dari filsafat,
rumusan dan langkah-langkah serta metode-metode tertentu yang didasari
seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Begitu juga pemikiran al-Ghazali dalam
pandangan beliau tentang pendidikan dan pengajaran bahwa tujuan akhir yang
ingin dicapai ada dua tujuan.
a. Insan purna yang bertujuan mendekatka diri
kepada Allah Swt.
b. Insan purna yang bertujuan mendapatkan
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Tujuan pendidikan adalah untuk membentuk Para
Ilmuan yang memiliki keluruhan akhlak dan budi pekerti, Al-Ghazali mengatakan
dalam salah satu kitabnya bahwa tujuan mencari ilmu pengetahuan pada setiap
masa adalah untuk membentuk kesempurnaan dan ketentraman jiwa, karena itu ia
bermaksud mengajarkan manusia agar sampai pada sasaran-sasaran yang merupakan
tujuan akhir dan bermaksud pendidikan itu. Tujuan ini kelihatannya lebih
mengarahkan kepada sifat moral dan religious, tanpa mengabaikan masalah-masalah
duniawi.
Secara umum pendidikan Islam mempunyai corak
yang bernafaskan agama dan moral, ini terlihat pada kenyataan bahwa al-Ghazali
tidak mengabaikan masalah duniawi. Hanya saja masalah-masalah duniawi itu
sebagai sarana meraih kebahagiaan hidup di akhirat yang lebih abadi dan utama.
Pendapat al-Ghazali di samping bercorak agamis
yang merupakan cirri spesifik pendidikan Islam, tampak pula cenderung kepada
sisi keruhaniaan. Atas dasar itulah Al-Ghazali menganggap bahwa mendapatkan
ilmu itu menjadi target pendidikan, karena nilai yang terkandung dalam ilmu itu
sendiri dan manusia dapat memperoleh kelezatan dan kepuasan yang ada padanya.
Ilmu juga merupakan jalan yang akan mengantarkan kepada kebahagiaan di negeri
akhirat, sebagai medium untuk taqarrub kepada Allah, di mana tak satu pun bisa
sampai kepadanya tanpa ilmu, tingkat termulia bagi seorang manusia adalah
kebahagiaan abadi, di antara wujud yang paling utama adalah wujud yang menjadi
perantara kebahagiaan, tetapi kebahagiaan itu tak mungkin tercapai kecuali
dengan ilmu dan amal, dan amal tak mungkin dicapai kecuali ilmu tentang cara
beramal dikuasai.
Al-Ghazali mengemukakan konsep kurikulum yang
erat kaitannya dengan ilmu pengetahuan. Ilmu dari Allah harus dituntut oleh
setiap manusia, oleh karenanya pendidikan harus membuat seorang anak memiliki
kesadaran terhadap hukum Islam melalui pelajaran al-Qur’an dan Hadits
Meskipun al-Ghazali tidak mengemukakan suatu
metode pengajaran yang tertentu dalam karya tulisnya yang beraneka ragam
tentang pendidikan, tetapi perhatiannya ditujukan pada metode khusus bagi
pengajaran agama untuk anak-anak. Perhatiannya terhadap pendidikan agama dan
moral sejalan dengan kecenderungan pendidikannya secara umum, yaitu
prinsip-prinsip yang berkaitan khusus dengan sifat yang harus dimiliki oleh
seorang guru dalam melaksanakan tugasnya. Proses pendidikan dan pengajaran
merupakan aktivitas yang menuntut adanya keteladanan guru dan hubungan yang
erat antara seseorang dengan lainnya yaitu guru dan murid yang akan mendorong
terciptanya metode pengajaran yang amat penting.
Al-Ghazali menekankan pentingnya persiapan
bahan pengajaran oleh guru. Para guru harus mengamalkan ilmunya yang hendak
diajarkan dengan cara menarik perhatian para siswa, memberikan fasilitas dan
kesempatan kepada para siswa untuk memahami bahan pelajaran yang diajarkan.
Menurut Al-Ghazali konsep yang selanjutnya
adalah kriteria guru yang baik dan sifat murid yang baik, sehingga tujuan
pendidikan nya itu berjalan dengan baik. Dengan demikian tujuan pendidikan
mengutamakan aspek spiritualnya, sehingga dapat membentuk manusia-manusia yang
beriman dan bertakwa karena pembentukan iman dan takwa serta keluhuran akhlak
adalah aspek yang sangat mendasar dalam pendidikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar