Sabtu, 05 Juli 2014

TOKOH PENDIDIKAN ISLAM



TOKOH PENDIDIKAN ISLAM

  Al-Ghazali
Nama lengkapnya, Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Tusi al-Ghazali, seorang pemikir Islam sepanjang sejarah Islam, teolog, filusuf, dan sufi termasyhur. Ia lahir di kota Gazalah, sebuah kota kecil dekat Tus di Khurasan, yang ketika itu merupakan salah satu pusat ilmu pengetahuan di dunia Islam. Ia meninggal di kota Tus setelah mengadakan perjalanan untuk mencari ilmu dan ketenangan batin. Nama al-Ghazali dan al-Tusi dinisbahkan kepada tempat kelahirannya.
Konsep Pendidikan Menurut Imam Al-Ghazali dalam memahami suatu sistem pendidikan, tentu tidak terlepas dari filsafat, rumusan dan langkah-langkah serta metode-metode tertentu yang didasari seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Begitu juga pemikiran al-Ghazali dalam pandangan beliau tentang pendidikan dan pengajaran bahwa tujuan akhir yang ingin dicapai ada dua tujuan.
a.       Insan purna yang bertujuan mendekatka diri kepada Allah Swt.
b.      Insan purna yang bertujuan mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Tujuan pendidikan adalah untuk membentuk Para Ilmuan yang memiliki keluruhan akhlak dan budi pekerti, Al-Ghazali mengatakan dalam salah satu kitabnya bahwa tujuan mencari ilmu pengetahuan pada setiap masa adalah untuk membentuk kesempurnaan dan ketentraman jiwa, karena itu ia bermaksud mengajarkan manusia agar sampai pada sasaran-sasaran yang merupakan tujuan akhir dan bermaksud pendidikan itu. Tujuan ini kelihatannya lebih mengarahkan kepada sifat moral dan religious, tanpa mengabaikan masalah-masalah duniawi.
Secara umum pendidikan Islam mempunyai corak yang bernafaskan agama dan moral, ini terlihat pada kenyataan bahwa al-Ghazali tidak mengabaikan masalah duniawi. Hanya saja masalah-masalah duniawi itu sebagai sarana meraih kebahagiaan hidup di akhirat yang lebih abadi dan utama.
Pendapat al-Ghazali di samping bercorak agamis yang merupakan cirri spesifik pendidikan Islam, tampak pula cenderung kepada sisi keruhaniaan. Atas dasar itulah Al-Ghazali menganggap bahwa mendapatkan ilmu itu menjadi target pendidikan, karena nilai yang terkandung dalam ilmu itu sendiri dan manusia dapat memperoleh kelezatan dan kepuasan yang ada padanya. Ilmu juga merupakan jalan yang akan mengantarkan kepada kebahagiaan di negeri akhirat, sebagai medium untuk taqarrub kepada Allah, di mana tak satu pun bisa sampai kepadanya tanpa ilmu, tingkat termulia bagi seorang manusia adalah kebahagiaan abadi, di antara wujud yang paling utama adalah wujud yang menjadi perantara kebahagiaan, tetapi kebahagiaan itu tak mungkin tercapai kecuali dengan ilmu dan amal, dan amal tak mungkin dicapai kecuali ilmu tentang cara beramal dikuasai.
Al-Ghazali mengemukakan konsep kurikulum yang erat kaitannya dengan ilmu pengetahuan. Ilmu dari Allah harus dituntut oleh setiap manusia, oleh karenanya pendidikan harus membuat seorang anak memiliki kesadaran terhadap hukum Islam melalui pelajaran al-Qur’an dan Hadits
Meskipun al-Ghazali tidak mengemukakan suatu metode pengajaran yang tertentu dalam karya tulisnya yang beraneka ragam tentang pendidikan, tetapi perhatiannya ditujukan pada metode khusus bagi pengajaran agama untuk anak-anak. Perhatiannya terhadap pendidikan agama dan moral sejalan dengan kecenderungan pendidikannya secara umum, yaitu prinsip-prinsip yang berkaitan khusus dengan sifat yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya. Proses pendidikan dan pengajaran merupakan aktivitas yang menuntut adanya keteladanan guru dan hubungan yang erat antara seseorang dengan lainnya yaitu guru dan murid yang akan mendorong terciptanya metode pengajaran yang amat penting.
Al-Ghazali menekankan pentingnya persiapan bahan pengajaran oleh guru. Para guru harus mengamalkan ilmunya yang hendak diajarkan dengan cara menarik perhatian para siswa, memberikan fasilitas dan kesempatan kepada para siswa untuk memahami bahan pelajaran yang diajarkan.
Menurut Al-Ghazali konsep yang selanjutnya adalah kriteria guru yang baik dan sifat murid yang baik, sehingga tujuan pendidikan nya itu berjalan dengan baik. Dengan demikian tujuan pendidikan mengutamakan aspek spiritualnya, sehingga dapat membentuk manusia-manusia yang beriman dan bertakwa karena pembentukan iman dan takwa serta keluhuran akhlak adalah aspek yang sangat mendasar dalam pendidikan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar