Sabtu, 05 Juli 2014

Rasulullah Sebagai Pendidik



Rasulullah Sebagai Pendidik
(Menginspirasi dan Meneladani Sang Pendidik Sejati)
Ahmad Yani, MA
Setiap metodologi dapat diukur kebenarannya dengan ukuran keberhasilan dan hasil-hasil yang dicapainya. Dan bila kaedah ini diterapkan dalam mengukur metodologi Rasulullah Saw dalam mendidik, maka akan ditemukan keberhasilan pendidikan yang begitu menakjubkan yang tidak pernah dicapai siapapun sepanjang sejarah.

Pendidikan dalam bahasa arab adalah tarbiyah yang berarti membentuk manusia ke arah kesempurnaan yang diridhai Allah SWT. Menuju ke  arah kesempurnaan dan bukan mencapai kesempurnaan, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, dan kemaksuman (bebas dari salah dan dosa) adalah milik Rasulullah.

Menyingkap kepribadian Rasulullah Saw sebagai pendidik menuntut kita untuk mengangkat sifat Rasulullah Saw yang mengantarkannya menjadi pendidik sejati, juga metodologi pendidikan Rasulullah yang dengan metode tersebut beliau mendidik sehingga berhasil dengan kesuksesan yang menakjubkan atas izin Allah SWT.

Sifat-sifat Sang Pendidik
1.    Kasih Sayang
Sifat ini harus ada dalam jiwa pendidik. Orang yang keras hatinya tidak cocok menjadi pendidik. Rasulullah Saw pernah meringankan shalat lantaran ada seorang anak yang menangis. Bagaimana beliau pernah ditimpa berbagai penyiksaan dan aniaya dari pihak Kufar Quraisy dan penduduk Thaif, namun beliau tetap berharap kebaikan bagi mereka: “Semoga Allah melahirkan dari keturunan mereka orang-orang yang menyembah kepadaNya. Dalam sebuah riwayat disebutkan, dari Anas bin Malik beliau berkata: “Aku tidak pernah melihat orang yang lebih pengasih kepada keluarganya dari pada Rasulullah Saw”. (HR. Muslim).

2.    Sabar
Sabar adalah bekal utama setiap pendidik. Pendidik yang tidak memiliki sifat sabar bagai musafir yang melakukan perjalanan tanpa bekal. Rasulullah Saw mencontohkan kesabaran yang sangat tegar. Beliau bersabar atas penyiksaan jasmani dan jiwa dari kaumnya, kondisi ini terus terjadi hingga menjadi jelas maksud dan risalah yang dibawa, dan pada akhirnya kebencian berubah menjadi cinta dan penyiksaan berubah menjadi penghormatan. Namun sabar perlu dipahami dengan baik. Sabar perlu diiringi dengan ikhtiar dan doa.

3.    Rendah Hati
Seorang pendidik harus memiliki sifat rendah hati (tawadhu) terhadap para anak didiknya, karena kesombongan dan tinggi hati menyebabkan adanya jurang pemisah yang jauh antara dirinya dan anak didik. Dan ini menyebabkan hilangnya pengaruh dalam pendidikannya.

Rasulullah Saw adalah sosok manusia renah hati. Beliau mengucapkan salam kepada anak-anak. Anak-anak sering mengambil tangan Rasulullah Saw dan membawa beliau sesuai kehendak mereka. Bila seseorang bersalaman dengan Rasulullah Saw, beliau tidak akan menarik tangannya terlebih dahulu sebelum orang tersebut melepas tangannya, dan tidak memalingkan wajah sebelum orang tersebut memalingkan wajahnya.

4.    Cerdas
Pendidik dituntut cerdas dan pintar. Ia dituntut bisa memahami karakter, kondisi dan permasalahan anak didik secara detil. Dengan pemahaman tersebut, pendidikan yang diberikan bisa lebih memiliki peluang keberhasilan dan kesuksesan daripada sekedar mendidik tanpa paham tentang anak didik juga kondisinya. Seorang pendidik diharapkan bisa mempertimbangkan setiap perkara yang cocok dan tidak cocok bagi anak didiknya. Dan ini bisa dilakukan jika ia mengetahui kondisi anak didiknya.

5.    Lembut dan Pemaaf
Kesalahan dan sikap buruk anak didik tidak sepatutnya membangkitkan emosi dan amarah seorang pendidik. Dia dituntut mampu keluar dari kemarahan sehingga bisa berpikir dengan jernih, guna mencari solusi atas permasalahan. Sifat lembut ini juga diiringi dengan sifat pemaaf ketika mendapat perlakuan buruk dan keji. Satu kisah Rasulullah Saw yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik  ra. Anas bin Malik berkata: “Aku berjalan bersama Rasulullah Saw, dan beliau memakai jubah Najran yang kasar sisi pinggirnya. Seorang Arab Badui menemuinya dan menarik selendang beliau dengan keras, hingga aku melihat leher Rasulullah Saw berbekas karena tarikan yang sangat keras. Badui itu berkata: “Wahai Muhammad perintahkanlah agar harta milik Allah SWT yang ada padamu untuk diberikan kepadaku karena kamu tidak membawa hartamu dan harta bapakmu untukku. Rasulullah menoleh kepadanya dan tersenyum, kemudian memerintahkan Sahabat untuk memberinya sesuatu”. (HR. Bukhari dan Muslim).

6.    Kepribadian dan Wibawa yang Kuat
Seorang pendidik harus berkepribadian kuat, tidak ragu-ragu dan kurang percaya diri, agar dapat memberikan pengaruh pada anak didiknya. Kepribadian yang kuat tidak membutuhkan banyak hukuman dalam proses mendidik, bisa meminimalkan terjadinya penyimpangan, dan menanamkan kepuasan dalam jiwa. Dalam gambaran kewibawaan Rasulullah disebutkan bahwa: “Siapapun yang melihat Rasulullah Saw, maka dia pasti mengaguminya”.

Cara Rasulullah Mendidik
1.    Pembentukan Jiwa Terlebih Dahulu
Rasulullah memandang bahwa pendidikan harus diawali dengan pembentukan jiwa dan keimanan terlebih dahulu. Bila pendidikan tidak diawali dengan pembentukan jiwa dan keimanan maka segala tampilan luar dari hasil pendidikan bukanlah tampilan yang sebenarnya. Penanaman keimanan terhadap prinsip-prinsip yang mensucikan jiwa dan menjadikan prilaku lurus menjadi prioritas program, seperti penanaman keimanan agar mencintai kebaikan dan membenci kezaliman dan kekejian.

Rasulullah memerintahkan para orang tua untuk mengarahkan anak-anaknya shalat pada usia tujuh tahun. Hal ini harus dilakukan dan diteruskan dengan pengarahan dan penanaman tentang kepuasan dan keimanan dalam jiwa anak terhadap urgensi shalat dan kewajibannya hingga tiga tahun berikutnya. Dan bila anak meninggalkan shalat pada usia sepuluh tahun, dia diberi sanksi. Dari Amru bin Syuaib, beliau  berkata: “Rasulullah Saw bersabda:“Perintahkanlah anak-anak kalian untuk shalat pada usia tujuh tahun, dan pukullah mereka karena meninggalkannya pada usia sepuluh tahun dan pisahkan mereka dari tempat tidur”. (HR. Abu Dawud).

2.    Penerapan Praktis
Iman di hati dan penerapan praktis adalah dua hal yang tidak bisa terpisahkan, keduanya saling membutuhkan. Dengan maksud tersebut Allah SWT mengaitkan iman dengan amal shaleh lebih dari lima puluh lima ayat Al-Qur’an. Metodologi Rasulullah dalam pendidikan adalah dukungan teori ilmiah dengan penerapan praktis, karena buah pendidikan sebenarnya lahir dari penerapan praktis, bukan teori ilmiah.

3.    Berbicara dan Berdialog Sesuai Tingkat Pemahaman
Jika seorang pendidik berbicara kepada anak didiknya dengan bahasa yang tidak dipahaminya, maka bisa menimbulkan salah paham, dan menimbulkan salah penerapan. Karena itu, pendidik harus memperhatikan tingkat pemahaman akal anak didiknya, sehingga tidak mengajarkan dan mengarahkannya dengan bahasa yang tidak dipahaminya. Imam Muslim berkata: “Sesungguhnya Abdullah bin Mas’ud berkata: “Tidaklah kamu berbicara dengan suatu kaum menggunakan bahasa yang tidak dipahami oleh akal mereka, melainkan ia menadi fitnah bagi sebagian mereka”. (HR. Bukhari dan Muslim).

4.    Mengutamakan yang Lebih Penting dari yang Penting
Kaidah urutan prioritas penting diterapkan dalam proses pendidikan. Tidak sepatutnya seorang pendidik lebih fokus mengarahkan anak didik untuk melakukan amal sunah namun tidak memberikan arahan semestinya tehadap amalan wajib. Diriwayatkan dari Anas bin Malik berkata: “Sesungguhnya seorang Arab Badui bertanya kepada Rasulullah Saw: “Kapan Kiamat terjadi?”, Rasulullah menjawab: “Apa yang telah kamu persiapkan untuk menghadapinya? Dia menjawab: “Tidak ada, kecuali aku mencintai Allah SWT dan RasulNya”. Rasulullah Saw bersabda: “Kamu bersama siapa yang kamu cintai”. (HR. Bukhari dan Muslim). Seakan-akan Rasulullah mengajarkan kepada kita bahwa pengetahuan terhadap Kiamat tidak akan berfaedah jika tidak disertai dengan keimanan dan amal saleh, serta persiapan diri untuk menghadapinya.

5.    Memilih Kondisi yang Tepat untuk Memberikan Peringatan
Memilih kondisi yang tepat untuk memberikan pengarahan dan nasihat adalah langkah yang penting agar arahan dan nasihat mendapatkan pengaruhnya dalam jiwa anak didik. Inilah salah satu hikmah Allah SWT menurunkan Al-Qur’an sesuai dengan kejadian dan sababun nuzuul (sebab turunnya). Rasul Saw juga demikian, karena itu ada sababul wuruud (sebab datang) hadits. Para Ulama telah banyak mengarang berbagai kitab tentang sebab-sebab turunnya ayat Al-Qur’an dan hadits Rasulullah Saw.

Diantara hadits Rasul Saw yang datang karena sababul wuruud (sebab datang), Hakim bin Hizam ra, berkata: “Aku memohon kepada Rasulullah Saw harta, kemudian beliau memberikannya kepadaku, kemudian aku memohon kepadanya, kemudian ia memberikannya kepadaku, kemudian aku memohon kepadanya harta, kemudian ia memberikannya kepadaku. Kemudian Rasulullah bersabda: “Wahai Hakim sesungguhnya harta benda itu hijau dan manis. Barang siapa yang mengambilnya dengan jiwa yang terhormat, maka dia akan diberkahi di dalamnya. Dan barang siapa yang mengambilnya dengan jiwa yang berlebihan dan tamak, maka tidak akan diberkahi. Bagaikan orang yang makan tetapi tidak merasa kenyang. Dan tangan yang di atas  lebih baik daripada tangan yang dibawah”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Demikian sekelumit tentang sosok Rasulullah Saw sebagai pendidik sejati. Masyarakat sangat membutuhkan sosok-sosok pendidik yang dapat menginspirasi dan meneladani sang pendidik sejati. Sosok pendidik yang baik tentunya akan menghasilkan kualitas pendidikan yang baik pula, dan pendidikan yang baik adalah rahim yang akan melahirkan peradaban yang sama-sama kita nantikan. Wallahu a’lam.

TOKOH PENDIDIKAN ISLAM



TOKOH PENDIDIKAN ISLAM

  Al-Ghazali
Nama lengkapnya, Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Tusi al-Ghazali, seorang pemikir Islam sepanjang sejarah Islam, teolog, filusuf, dan sufi termasyhur. Ia lahir di kota Gazalah, sebuah kota kecil dekat Tus di Khurasan, yang ketika itu merupakan salah satu pusat ilmu pengetahuan di dunia Islam. Ia meninggal di kota Tus setelah mengadakan perjalanan untuk mencari ilmu dan ketenangan batin. Nama al-Ghazali dan al-Tusi dinisbahkan kepada tempat kelahirannya.
Konsep Pendidikan Menurut Imam Al-Ghazali dalam memahami suatu sistem pendidikan, tentu tidak terlepas dari filsafat, rumusan dan langkah-langkah serta metode-metode tertentu yang didasari seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Begitu juga pemikiran al-Ghazali dalam pandangan beliau tentang pendidikan dan pengajaran bahwa tujuan akhir yang ingin dicapai ada dua tujuan.
a.       Insan purna yang bertujuan mendekatka diri kepada Allah Swt.
b.      Insan purna yang bertujuan mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Tujuan pendidikan adalah untuk membentuk Para Ilmuan yang memiliki keluruhan akhlak dan budi pekerti, Al-Ghazali mengatakan dalam salah satu kitabnya bahwa tujuan mencari ilmu pengetahuan pada setiap masa adalah untuk membentuk kesempurnaan dan ketentraman jiwa, karena itu ia bermaksud mengajarkan manusia agar sampai pada sasaran-sasaran yang merupakan tujuan akhir dan bermaksud pendidikan itu. Tujuan ini kelihatannya lebih mengarahkan kepada sifat moral dan religious, tanpa mengabaikan masalah-masalah duniawi.
Secara umum pendidikan Islam mempunyai corak yang bernafaskan agama dan moral, ini terlihat pada kenyataan bahwa al-Ghazali tidak mengabaikan masalah duniawi. Hanya saja masalah-masalah duniawi itu sebagai sarana meraih kebahagiaan hidup di akhirat yang lebih abadi dan utama.
Pendapat al-Ghazali di samping bercorak agamis yang merupakan cirri spesifik pendidikan Islam, tampak pula cenderung kepada sisi keruhaniaan. Atas dasar itulah Al-Ghazali menganggap bahwa mendapatkan ilmu itu menjadi target pendidikan, karena nilai yang terkandung dalam ilmu itu sendiri dan manusia dapat memperoleh kelezatan dan kepuasan yang ada padanya. Ilmu juga merupakan jalan yang akan mengantarkan kepada kebahagiaan di negeri akhirat, sebagai medium untuk taqarrub kepada Allah, di mana tak satu pun bisa sampai kepadanya tanpa ilmu, tingkat termulia bagi seorang manusia adalah kebahagiaan abadi, di antara wujud yang paling utama adalah wujud yang menjadi perantara kebahagiaan, tetapi kebahagiaan itu tak mungkin tercapai kecuali dengan ilmu dan amal, dan amal tak mungkin dicapai kecuali ilmu tentang cara beramal dikuasai.
Al-Ghazali mengemukakan konsep kurikulum yang erat kaitannya dengan ilmu pengetahuan. Ilmu dari Allah harus dituntut oleh setiap manusia, oleh karenanya pendidikan harus membuat seorang anak memiliki kesadaran terhadap hukum Islam melalui pelajaran al-Qur’an dan Hadits
Meskipun al-Ghazali tidak mengemukakan suatu metode pengajaran yang tertentu dalam karya tulisnya yang beraneka ragam tentang pendidikan, tetapi perhatiannya ditujukan pada metode khusus bagi pengajaran agama untuk anak-anak. Perhatiannya terhadap pendidikan agama dan moral sejalan dengan kecenderungan pendidikannya secara umum, yaitu prinsip-prinsip yang berkaitan khusus dengan sifat yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya. Proses pendidikan dan pengajaran merupakan aktivitas yang menuntut adanya keteladanan guru dan hubungan yang erat antara seseorang dengan lainnya yaitu guru dan murid yang akan mendorong terciptanya metode pengajaran yang amat penting.
Al-Ghazali menekankan pentingnya persiapan bahan pengajaran oleh guru. Para guru harus mengamalkan ilmunya yang hendak diajarkan dengan cara menarik perhatian para siswa, memberikan fasilitas dan kesempatan kepada para siswa untuk memahami bahan pelajaran yang diajarkan.
Menurut Al-Ghazali konsep yang selanjutnya adalah kriteria guru yang baik dan sifat murid yang baik, sehingga tujuan pendidikan nya itu berjalan dengan baik. Dengan demikian tujuan pendidikan mengutamakan aspek spiritualnya, sehingga dapat membentuk manusia-manusia yang beriman dan bertakwa karena pembentukan iman dan takwa serta keluhuran akhlak adalah aspek yang sangat mendasar dalam pendidikan


Ada 9 Cara Membuat Otak Anak Menjadi Genius atau Pintar



Ada 9 Cara Membuat Otak Anak Menjadi Genius atau Pintar

Setiap orang tua selalu mengharapkan anaknya cerdik, pandai dan arif melebihi anak lain. Para pakar menyatakan, sekalipun kearifan seorang anak sangat erat hubungannya dengan genetika bawaan, namun banyak sekali penelitian ilmiah menunjukkan bahwa pembinaan setelah lahir juga merupakan faktor sangat penting yang tidak boleh diabaikan.

Merangsang Pertumbuhan dengan Pendidikan dalam Kandungan

Para dokter menyatakan, bayi dalam kandungan usia tiga bulan sudah mempunyai perasaan, empat bulan sudah mampu merasakan suara dari luar. Suara dari luar ini akan terus merangsang organ indera anak dalam kandungan dan mendorong pertumbuhannya, mempunyai peran yang penting bagi pertumbuhan intelegensi. Pada dasarnya cerebral cortex (bagian otak yang penting untuk mengingat, memperhatikan, menyadari, berpikir, mengerti bahasa dan lain sebagainya) bayi dalam kandungan sudah terbentuk pada usia 5 – 6 bulan, bila pada masa ini diperdengarkan musik ataupun dilakukan pemijatan lembut pada bagian perut akan dapat meningkatkan pertumbuhan intelegensi sang anak.

Fondasi Perkembangan Intelegensi Ditentukan pada Masa Anak-Anak

Sejak bayi dilahirkan, ayah-bunda sudah mempunyai peran penting untuk mengajarkan pengetahuan dasar kepadanya. Kalau saja ayah bunda pada tahap ini dapat membimbing sang anak dengan murah hati, hormat dan penuh kasih sayang, maka bukan saja dapat meletakkan dasar kepribadian yang unik bagi sang anak, bahkan dapat membuat anak memiliki kemampuan belajar dan sikap bergaul yang baik. Dengan demikian, peran ayah bunda bukan hanya membesarkan, bahkan juga memikul tanggung jawab besar sebagai “guru pribadi”.

Para pakar menyatakan, “Anak-anak pada rentang usia 4 sampai dengan 13 tahun, karena belum banyak mengecap asam garam dunia, hatinya masih murni, merupakan masa dengan daya ingat yang paling kuat selama hidupnya. Jika pada masa keemasan ingatan ini memperoleh pendidikan yang baik, akan sangat bermanfaat bagi sepanjang hidupnya.


9 Rahasia Membuat Anak menjadi Pandai/Jenius

Penulis rubik khusus pendidikan, Korey Capozza, menyarankan sembilan cara untuk membina dan meningkatkan IQ (intelligence quotient ) anak.

1. Belajar Musik

Ini merupakan cara yang bagus untuk meningkatkan pembelajaran otak kanan dengan santai dan mudah. Menurut hasil penelitian Universitas Toronto, pelajaran musik dapat meningkatkan intelligence quotient dan prestasi sekolah seorang anak. Bahkan semakin lama dipelajari, hasilnya semakin jelas.

2. Beri Minum ASI

Banyak penelitian ilmiah membuktikan bahwa air susu ibu (ASI) selain menyediakan berbagai macam zat gizi, juga dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan intelegensi bayi. Seorang bayi yang mengonsumsi ASI selama sembilan bulan secara nyata lebih pandai dari pada seorang bayi yang hanya mengonsumsi ASI selama satu bulan.

3. Tingkatkan Kesehatan ( biasakan olah raga )

Tim peneliti dari University of Illinois telah membuktikan hubungan antara kesehatan dan pelajaran anak di sekolah. Penelitian dari Oppenheimer Funds malah menunjukkan bahwa olah raga berkelompok bukan saja meningkatkan rasa percaya diri,
membangun spirit kebersamaan, bahkan dapat memupuk kecakapan memimpin. Delapan puluh satu persen dari para direktris perusahaan pada saat masih kecil, semuanya pernah bergabung dalam suatu kegiatan organisasi.

4. Permainan

Memang ada banyak games yang bisa membuat pemainnya menjadi brutal, nyentrik ataupun malas berpikir. Namun juga ada sejumlah games yang dapat meningkatkan spirit bersosial, kreativitas dan inspirasi, bahkan ada yang dapat melatih anak untuk berpikir dengan bijaksana serta melatih kemampuan membuat rencana. Penelitian di University of Rochester juga menemukan bahwa anak kecil yang bermain games lebih berkemampuan dalam menemukan petunjuk rasa visual dalam belajar.

5. Menolak JunkFood

Kurangi mengonsumsi makanan berkadar gula tinggi, berpantang berbagai makanan berlemak tinggi dan junk food yang lain. Sebaliknya, banyaklah mengonsumsi makanan sehat bergizi tinggi, ini akan meningkatkan perkembangan intelegensi dan motorik anak, terutama bagi bayi yang belum genap dua tahun, hal ini sangat penting. Misalnya, seorang anak harus mengonsumsi sejumlah zat besi untuk membantu pertumbuhan otak. Kalau kurang jumlahnya, penghantaran impuls syaraf akan melemah.

6. Memupuk Rasa Ingin Tahu

Para pakar mengungkap, ketika orang tua mendorong anak untuk mempunyai pemikiran sendiri, sesungguhnya adalah sedang meng-arahkan mereka pada pentingnya menuntut pengetahuan. Menaruh perhatian yang besar terhadap minat anak, mengenalkan dan mengajarkan ketrampilan baru kepada mereka pada setiap ada kesempatan mendidik di luar rumah, semua ini merupakan cara yang baik sekali guna memupuk dambaan anak untuk menuntut pengetahuan.

7. Membaca

Sejalan dengan kemajuan teknologi, banyak orang yang mengabaikan pentingnya membaca. Membaca merupakan cara meningkatkan intelligence quotient seseorang yang paling langsung dan efektif. Membacakan cerita untuk anak, menjadi anggota perpustakaan dan menambah koleksi buku bacaan semuanya merupakan cara yang baik untuk memupuk minat membaca seorang anak.

8. Sarapan/ Makan Pagi

Pepatah yang mengatakan burung yang bangun pagi akan mendapatkan makanan bukanlah tanpa dasar. Jauh sejak 1970, penelitian ilmiah menemukan seorang anak yang sarapan pada pagi hari memiliki ingatan yang lebih baik, lebih mampu berkonsentrasi dan juga mampu belajar lebih cepat. Dari pada sama sekali tidak makan pagi, makanlah sepotong kue atau minum segelas susu, hal ini akan sangat membantu dalam belajar.

9. Bermain Permainan Mengasah Otak

Bermain catur, teka-teki silang atau permainan lain dapat merangsang intelegensi. Games Sudoku malah dapat memupuk cara berpikir yang bijaksana dan memupuk kemampuan memecahkan masalah.


Selain hal-hal di atas, pada saat seorang anak masih sangat muda harus sering diajak bercengkrama, mintalah anak mengingat perbendaharaan kata yang sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari ataupun mintalah anak menghafal, semua ini merupakan jurus piawai untuk membantu anak memupuk intelligence quotient.
Para pakar menyatakan, “Matikan tv, mintalah anak keluar rumah, mendekatkan diri dengan alam dan mengolah tubuh, merupakan salah satu metode terbaik untuk melatih anak menjadi pandai cekatan dan bertubuh sehat.”


Petunjuk Singkat Mencari Topik Skripsi, Menyusun Proposal Skripsi, Menyusun Skripsi dan Prasidang+Sidang



Berdasarkan pengalaman saya membimbing skripsi di Ilkom UPI, berikut beberapa hal penting yang mudah-mudahan bisa membantu mahasiswa menyelesaikan skripsinya mulai dari mencari topik skripsi sampai dengan sidang. Bagi mahasiswa di luar Ilkom UPI, mungkin ada perbedaan, tapi menurut saya ide dasarnya tetap dapat digunakan.
Setelah mengontrak skripsi, hal yang pertama kali harus dilakukan adalah mencari topik. Kegiatan ini sangat penting, mendapatkan topik yang baik berarti sekitar 30% skripsi telah selesai. Jadi persiapannya juga tidak dapat seadanya. Ini beberapa saran untuk mendapatkan topik yang baik:
  1. Skripsi dapat dikatakan sebagai tugas besar terakhir, yang paling besar. Anda menggabungkan ilmu yang anda peroleh saat kuliah sekaligus praktikum dan tugas-tugas besarnya. Setelah menyelesaikan semua kuliah, anda seharusnya sudah punya gambaran  untuk mengambil tema apa. Ambil topik yang anda sukai sehingga saat dikerjakan tidak terasa berat. Itu sebabnya bagi yang masih kuliah, manfaaatkan kuliah  sebaik-baiknya. Jangan ambil kuliah pilihan hanya karena teman lain mengambilnya dan jangan jadi ‘penggembira’ saat mengerjakan tugas kelompok
  2. Mengenai beban, bayangkan tugas besar yang dikerjakan selama sekitar 4 bulan intensif (~50 jam per minggu). Kalau anda menemukan topik yang dapat dikerjakan 1-2 bulan, topiknya pasti terlalu ringan. Walaupun mungkin lolos seminar proposal tapi akan lebih tidak enak kalau terjegal saat prasidang. Topik yang dapat dikerjakan dengan formula Excel sederhana (non vb script),  biasanya juga masuk ke kategori terlalu sederhana.
  3. Setelah mendapat tema umum, misalnya “jaringan”, “datamining”, “pemrosesan grafik”, “social media”, “sistem informasi”, “imk” dst, mulailah mencari lebih dalam. Gunakan google untuk mencari pembahasan tentang itu, baca ebook, sambil coba cari topik yang lebih khusus (lebih spesifik). Tujuannya agar anda familiar dengan istilah-istilah atau jargon yang umum digunakan dalam topik tersebut. Ini akan menjadi bekal saat membaca paper. Anda mungkin sudah mulai membayangkan masalah-masalah sekitar topik tersebut yang dapat anda angkat menjadi topik skripsi. Lebih ideal jika anda mendapatkan topik dari dosen. Jika topik diberikan dosen, artinya dosen tersebut tertarik dengan topik ini sehingga dukungan akan lebih besar. Dosen juga biasanya sudah tahu cakupan yang tepat dan gambaran kasar solusi. Tentu anda juga harus cocok dengan topiknya.
  4. Jangan mulai dari algoritma, tapi mulailah dari masalah. Jadi tentukan dan pahami dulu apa masalahnya, baru cari algoritma atau teknik untuk memecahkan masalah tersebut (jangan dibalik). Salah satu kesalahan yang sering terjadi adalah terlalu buru-buru menentukan teknik solusi dari masalah. Langkah 5 dapat digunakan untuk mencari berbagai alternatif solusi.
  5. Setelah mempunyai bekal dasar-dasar materi, saatnya mulai masuk ke aspek yang lebih ilmiah yaitu paper. Pada skripsi, mhs tidak diharapkan hanya sekedar membuat aplikasi biasa tapi harus punya sisi inovatif. Sisi inovatif tersebut biasanya hanya dapat diperoleh dari paper. Gunakan scholar.google.com dengan keyword sesuai topik anda. Pilih paper yang menarik, TIDAK semua paper harus dibaca. Awali baca paper dengan membaca abstrak lalu kesimpulan (jangan semuanya dulu). Jangan khawatir jika ada istilah yang anda tidak mengerti. Jika menarik, coba baca sekilas isinya. Anda TIDAK harus memahami keseluruhan isi paper. Kemudian jarang sekali paper yang dapat dimengerti dalam sekali baca, ada yang harus dibaca 10-20 kali baru terasa jelas. Beberapa paper yang terpilih, yang paling relevan akan menjadi dasar proposal anda. Untuk tingkat S1 mhs boleh me-reimplementasi paper yang sudah ada dengan sedikit tambahan atau perubahan.
  6. Bersamaan dengan tahap 5, anda mulai dapat menemui dosen yang terkait dengan topik anda. Jangan menghadap dosen dengan kepala kosong karena pertemuannya akan tidak produktif. Manfaatkan dosen untuk saran-saran berkaitan dengan topik, berdiskusi mengenai bagian paper yang anda tidak mengerti, apakah topik layak untuk dijadikan skripsi dsb. Cari dosen dengan bidang yang cocok dengan topik skripsi. Ini bisa dilihat dari matakuliah yang diajarkan dosen tersebut dan skripsi yang pernah dibimbing sebelumnya (untuk di UPI bisa dilihat di: http://repository.upi.edu/)
  7. Selanjutnya mulai membuat proposal. Bagian yang terpenting dari proposal adalah bab 1. Pada bab 1, perlu disampaikan latar belakang dan rumusan masalah/tujuan.  Latar belakang menjawab mengapa topik skripsi penting dan layak diambil. Saat ditanya “mengapa anda mengambil topik ini? mengapa ini bisa jadi topik skripsi? apa alasannya? mengapa penting?” itu dijawab di latar belakang. Sedangkan rumusan masalah atau tujuan menggambarkan apa yang menjadi masalah yang  hendak diselesaikan. Anda tidak bisa menyelesaikan masalah kalau tidak tahu masalahnya apa. Biasanya pada tahap ini perlu bolak balik cukup intensif dengan dosen pembimbing. Jangan masuk ke bab 2 dulu sebelum bab1 benar-benar stabil.
  8. Selanjutnya buat bab2. Jika bab 1 (latarbelakang/tujuan) memperlihatkan aspek “mengapa (why) dan apa (what)”, bab 2 akan menjelaskan aspek “bagaimana (how)”.  Isi dari bab 2 adalah penelitian/buku/materi/teori/library yang dibuat *orang-lain* yang relevan dengan skripsi anda. JANGAN memasukkan materi yang tidak relevan dengan topik. Sebelum mulai, tanyakan pada dosen pembimbing materi apa saja yang perlu masuk dan urutan pembahasannya. Untuk tahap proposal tidak perlu dibuat terlalu detil, anda tidak perlu mengetahui solusi masalah secara rinci tapi anda diharapkan mempunyai gambaran kasar bentuk solusinya. Pada penulisan bab 2 ini seringkali terjadi copy-paste, ini WAJIB dihindari karena kalaupun lolos sampai wisuda, kalau ada yang menggugat di kemudian hari, ijazah anda bisa melayang (terjadi pada teman S2 saya). Caranya mudah dengan tiga langkah: baca-pahami-tulis. Baca referensi (bagusnya lebih dari satu), setelah paham baru tulis dengan kalimat sendiri. Jangan lupa cara pengutipan referensi. Sedapat mungkin hindari referensi skripsi orang lain, karena seringkali kualitasnya tidak jelas dan akan memperkuat keinginan untuk copy-paste
  9. Jangan terlalu beralama-lama dalam pembuatan proposal. Tidak perlu menunggu proposal sempurna, karena nanti toh akan berubah saat perjalanan membuat skripsi.
  10. Saat sidang proposal skripsi, selama anda mengerjakan bab 1 dan 2 dengan baik dan melakukan persiapan presentasi (banyak latihan presentasi), harusnya anda dapat lolos dengan mudah.  Fokus dosen penguji dalam sidang proposal adalah “apakah ini masalah ini layak untuk dijadikan topik skripsi?”, “apakah ini feasible untuk dikerjakan dalam waktu 4 bulanan? (terlalu sulit atau tidak) dan “apakah mahasiswa tahu gambaran solusinya?” (jangan-jangan hanya punya masalah tapi tidak tahu menyelesaikannya).
Tahap berikutnya adalah penyusunan  skripsi.
BUKU SKRIPSI
Dalam skripsi, ada 3 bab yang paling penting: bab1, bab2 dan bab4 sedangkan bab3 dapat dikatakan bagian dari bab4. Jika proposal sudah dipersiapkan dengan baik, harusnya anda hanya akan merubah sedikit di bab1 dan hanya melengkapi bab2 (strukturnya akan tetap). Bab 1 dan Bab 2 sudah dibahas sekilas sebelumnya.
Khusus untuk bab 2,  berbeda dengan tahapan proposal yang tidak detil, pada tahapan skripsi bab 2 harus serinci mungkin sehingga setelah menyelesaikan bab ini, anda akan mendapat gambaran yang jelas dan rinci bagaimana menyelesaikan software. Sedapat mungkin gunakan contoh-contoh di bab 2, ini bermanfaat bagi anda maupun penguji dan pembimbing agar lebih paham dengan apa yang anda buat. Kalau penguji bingung dengan apa yang dikerjakan oleh mahasiswa, dia malah akan bertanya kemana-mana. Jangan lakukan coding sebelum bab 2 selesai, karena efeknya software malah akan sering dibongkar ulang.
Untuk mengecek apakah bab 2 sudah selesai, coba bayangkan anda serahkan bab 2 ke mhs ilkom lain, apakah setelah baca bab 2 anda dia sanggup untuk mengerjakan softwarenya? jika tidak artinya bab 2 anda masih kurang rinci.
Langkah berikutnya adalah membuat rancangan yang dituangkan dalam dokumen teknis (doktek) berdasarkan tujuan yang dituliskan di bab 1 dan teori di bab 2. Mengapa harus merancang dulu? alasannya sama dengan yang dibahas di RPL, bongkar-pasang rancangan jauh lebih cepat dan mudah dibandingkan bongkar pasang software. Analoginya: bayangkan membuat bangunan 5 lantai tanpa rancangan terlebih dulu (langsung buat tembok). Akan cepat pada awalnya tapi ujung-ujungnya malah lebih lambat.
Selanjutnya implementasikan rancangan ini dengan coding, catat hal-hal yang penting dan menarik yang ditemukan selama tahapan rancangan, coding dan eksperimen. Catatan ini akan masuk ke bab 4. Besar kemungkinan ada hal-hal baru yang anda temukan sehingga doktek, bab 2 atau bahkan bab 1 perlu diupdate, tidak perlu khawatir karena ini merupakan hal yang wajar.
Terakhir adalah membuat bab 4. Kontras dengan bab 2 yang berdasarkan teori orang lain, bab 4 berisi apa yang *anda* kerjakan, dan *tidak-ada* materi buatan orang-lain di bab 4 ini. Tuliskan semua kegiatan, hasil dan analisis di bab ini. Dosen akan menilai apa yang anda kerjakan dari bab4, jangan sampai misalnya ada 10 hal yang anda kerjakan, tapi di bab 4 hanya ditulis 2. Itu sebabnya bab 2 dan bab 4 adalah bab yang harusnya paling tebal diantara bab lain.
BACKUP
Kadang terjadi data hilang akibat virus atau tidak sengaja diformat. Atau memang laptop/hardisknya hilang dicuri. Penting untuk melakukan backup, gunakan dropbox untuk dokumen skripsi dan repo seperti github, code.google untuk source code skripsi anda (sekalian untuk version control)
PROSES BIMBINGAN
Setiap dosen punya cara masing-masing dalam membimbing, karena anda adalah salah satu dari sekian mahasiswa bimbingan, andalah yang harus menyesuaikan diri. Pahami karakter dosen, apa yang dia sukai/benci dan aturan mainnya. Jangan ragu bertanya jika ada yang tidak jelas atau ada masalah. Coba tanya ke alumni atau mahasiswa lain yang sudah lama dibimbing oleh dosen tsb. Kalau dalam kondisi terpaksa harus berganti dosen pembimbing, lakukan dengan baik-baik dan lapor terlebih dulu.
PROSES PRASIDANG & SIDANG
Tiga kunci untuk presentasi yang baik: latihan, latihan dan latihan. Buku skripsi harus anda baca dengan detil dan berulang-ulang. Coba tanya ke teman atau alumni mengenai gaya menguji calon dosen penguji/pembimbing. Ujian sidang biasanya lebih ringan daripada prasidang, karena proses pengujian ada di prasidang. Sidang umumnya hanya untuk melihat perbaikan yang dilakukan pasca prasidang.
Sebelum mulai prasidang+sidang, test proyektor untuk memastikan bekerja dengan laptop anda. Lalu anda harus memegang hardcopy buku skripsi, jangan sampai saat ditanya “coba buka halaman xy”, lalu anda harus membuka softcopy di laptop. Jangan lupa bawa bolpen dan kertas, catat apa masukan dan pertanyaan dari dosen. Banyak penguji yang kesal jika masukannya tidak dihiraukan hanya karena alasan “lupa”.
Jangan berasumsi penguji telah mengerti materi dalam skripsi anda, siapkan contoh-contoh agar mereka lebih paham, termasuk demo program. Dosen dapat bertanya sampai source code, oleh karena itu siapkan juga source codenya.
Dalam menjawab pertanyaan, coba cerna dulu pertanyaanya dan pikirkan jawabannya, jangan langsung menjawab.
Berbeda dengan prasidang, ujian sidang lebih fokus terhadap perbaikan yang dilakukan. Materi tidak perlu diulang, tampilkan masukan dosen pada prasidang, lalu apa yang anda lakukan terhadap masukan tersebut.
LAIN-LAIN
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan saat membuat skripsi
  • Jangan menuliskan hal yang anda tidak mengerti. Sangat menyebalkan mendengar alasan “saya juga tidak tahu maksudnya, saya tulis karena di referensinya juga ditulis seperti itu”. Kalau sudah masuk ke dokumen skripsi anda, andalah yang harus bertanggung jawab. Baca, pahami baru tulis. Jangan hanya menterjemahkan apalagi copy paste.
  • Bahasa yang digunakan dalam skripsi tidak sama dengan bahasa yang digunakan di blog atau novel. Hindari bahasa berbunga-bunga yang dapat memiliki makna ganda dan tidak akurat. Contoh kalimat yang jelek: “sejalan dengan berlalunya waktu, permasalahan ini menjadi semakin pelik”. Hindari kata-kata seperti “mungkin”, “kira-kira”, “sepertinya” dan “biasanya”. Bahasa yang digunakan di dalam skripsi adalah bahasa kering tapi akurat. Tujuannya saat pembaca selesai membaca skripsi anda, isi kepalanya akan sama  dengan isi kepala anda saat menulis skripsi tersebut.
  • Terakhir tapi penting, jangan lakukan kecurangan (copy-paste, plagiat, program dibuatkan orang lain). Kalaupun  lolos, ada pengadlian akhir yang tetap tidak dapat dihindari.